Merdeka dari Waktu dan Kepercayaan


Tulisan setahun lalu di hari merdeka,

Hidup itu waktu dan kepercayaan. Mengutip kata dee dalam partikelnya, manusia terlahir dibungkus rasa percaya. Tak ada yang lebih tahu kita ketimbang plasenta. Tak ada rumah yang lebih aman daripada rahim ibu. Namun, di detik pertama kita meluncur keluar, perjudian hidup dimulai. Taruhanmu adalah rasa percaya yang kau lego satu persatu demi sesuatu bernama cinta.

Kita konsisten menghargai proses dan waktu, walaupun dilain pihak masih ada juga yang ingin segera dengan hasil akhir.

Setelah berjuang dengan title "menghargai proses" kita masih berharap hasil yang maksimal sesuai visi dari title tsb, tapi kadang apa yang diperjuangkan tak akan sama sebagaimana hasil yang dicitakan, dan itu diluar kuasa kita, kita hanyalah sebab.

Perjuangan dengan title "menghargai proses" sudah sampai pada proses akhir yang jika kita putus asa atau tak yakin maka hasil akhir yang seharusnya didepan mata buyar tak berbekas. Dan karena itu terkadang hilang kepercayaan pada para "pejuang". Padahal ia hampir sampai pada akhir dari apa yang ia dan mereka citakan.

Waktu dalam "menghargai proses" kadang tak ditahu seberapa lama, tapi selama kita yakin dengan proses, kata "lama" itu tak berlaku, dan bagi yang tak yakin dan memang tak percaya, kata "lama" itu malah berubah jadi "tak pasti". Manusia hanya berusaha, yang memastikan itu adalah sang maha berkehendak, jadi maka jadilah.

Berubahnya makna "lama" menjadi "tak pasti", kemudian terhubung langsung dengan kepercayaan. Hanya karena berubahnya makna tersebut, berubah pula kepercayaan.

Bahkan para pejuang rela merendahkan diri, bahkan mungkin dengan mengemis demi citanya. Ini bukan obsesi para pejuang itu sendiri, tapi representasi dari cita yang pernah mereka impikan walau mereka tak perlu ekspresikan.

Walau kadang ada yang menarik diri bahkan malas repot dari perjuangan padahal untuk kepentingan bersama, hanya karena kepercayaan. Percaya dan yakin adalah hak, tak etis untuk memaksakan kepercayaan dan keyakinan, karena itulah hak, biarkan ia merdeka dengan haknya di bulan yang merdeka ini. Sebagaimana manusia sejati.

Selamat Hari Merdeka !

Note : Tulisan ini hanyalah fiksi belaka bagi yang tak mengerti. Mengertilah bagi mereka yang merdeka.

Soska Zone, 17 Agustus 2014

Komentar

Postingan Populer