Kronik #12Mei Oleh @warungarsip

Tragedi Trisakti 12 Mei memang bukan awal radikalisasi penjatuhan Orde Harto. Jauh sebelumnya ada ricuh Kongres PDI, 27 Juli, Mega Bintang 97, & sederet prolog perburuan & penculikan aktivis.

Tapi Trisakti pada 12 Mei jadi momen penyatuan Kaoem Terpelajar-Rakyat. Bahwa kaoem bedil petantang-petenteng ini HARUS dilawan. Hari-hari sebelum Trisakti 12Mei mahasiswa dari pelbagai kampus di Jakarta & daerah sudah bergolak. Titik didih ada di 12 Mei.

Momen Trisakti 12 Mei didihkan ingatan pada 24 Februari 1966 ketika Arif Rahman Hakim tertembak. Demonstrasi kian bringas. Tritura lahir.

Enam hari sblm bentrok berdarah Trisakti mahasiswa UNS Solo bentrok dengan kaoem bedil di depan kampus Kenthingan. Sekitar 300 mahasiswa gabungan dari beberapa kampus di Jakarta juga bentrok.

Pada 6 Mei, UI, Jayabaya, STEKPI, MoestopoBeragama, IKIP, Univ Sahid. Univ Winaya Mukti & Unpad Bandung juga terlibat bentrok di Jl Jatinangor. Mahasiswa, seorag siswa SMP, & wartawan terluka.

Menhankam/Pangab Wiranto menyebut bentrok mahasiswa 6 Mei dengan kaoem berbedil itu sebagai kegiatan yang tak peduli pada hukum.

Sebelum Trisakti, pada 7 Mei mahasiswa Muhammadiyah Surakarta bentrok dengan Yon408Kostrad, Dalmas Polri. Panser keluar kandang. Kian gahar. Bentrok Surakarta pada 7 Mei berakibat Komang Suwarna (Brimob) helm pecah, pipi sobek, mata kanan rusak akibat lemparan batu. Puluhan yang lain msk RS.

Sebelum Trisakti, Jogja mendidih. Jalan Gejayan pada 8 Mei. Peristiwa di jalan ini disebut Gejayan Kelabu. Selepas Jumat, mahasiswa IKIP Jogja memanggil mahasiswa yang kuliah. Ruas Gejayan antara IKIP & SanataDharma diblokir. Makin sore, massa makin banyak di Gejayan. Ban-ban bekas & ranting kayu di Jl Colombo mulai dibakar.

Pangdam IV Diponegoro Tyasno Sudarto, Kapolda DIY Bani Siswono, Danrem 072 Djoko Soesilo menuju Gejayan Jogja. Ultimatum serdadu, pukul 21.00 Gejayan dikosongkan tak dihiraukan. Gas airmata mulai berhamburan. Dibalas lemparan batu. pukul 22.00 aparat menerobos kampus IKIP. Masuk ke kp Karangmalang. Menangkap mahasiswa. Dinihari mahasiswa marah. Jl Gejayan dihancurkan. Pot bunga, papan reklame, telepon umum digulingkan & dibakar bareng ban bekas. Rusuh Gejayan Jogja itu merambat ke Jl Janti, Jl Adi Sutjipto, Jl Solo, & Jl Colombo. Rusuh Gejayan #Jogja memakan korban: Moses Gatotkaca tewas dipukuli serdadu. Ini kode radikalisasi merembet ke mana-mana.

Pada 9 Mei, 23 gurubesar Unhas Ujung pandang keluarkan "CaturKeprihatinan". Pemerintah harus merespons tuntutan reformasi jutaan mahasiswa. Ratusan mahasiswa Univ Djuanda Bogor bentrok dengan serdadu dari Kodim 0621. Mahasiswa menghajar Kapten Ali. Mahasiswa melawan!. Ribuan mahasiswa Univ Bengkulu bentrok dengan serdadu saat longmarch. Tiga mahasiswa terluka oleh peluru karet: Bali, Herry, Amin.

Pada 10Mei, Demonstrasi libur. 2 benda yg jadi trending topic demonstran: "Peluru Karet" & "Gas Air Mata.

Setelah beberapa kampus daerah memulai prolog bentrok, kini Ibukota Jakarta. Selasa 12 Mei. Justru bukan UI, tapi Trisakti. Mahasiswa se Jakarta punya satu keinginan: duduki gedung MPR/DPR Senayan. Mahasiswa Trisakti bersiap pkl 11.00.

Pukul 13.00 mahasiswa Trisakti keluar kampus & bergerak ke S Parman, Grogol. Peserta aksi: mahasiswa, dosen, pegawai, & alumni. Mahasiswi Trisakti yang membawa bunga di baris terdepan. Dihadang serdadu bertopeng, berpentungan, bermotor, bersenjata.

Dekan Fakultas Hukum Trisakti, Adi Andojo berunding dengan Dandim Jakarta Barat A Amril. Disepakati, demonstran boleh bergerak 300 m. Dari siang hingga sore, ribuan mahasiswa Trisakti hanya gelar mimbar bebas. Serdadu numpuk pasukan terus-terusan.

Hingga 16.30, tanda tanda rusuh tak ada. Selain bagi bagi minuman, mahasiswa ada yang foto bareng dengan serdadu bertopeng yang berbaris rapat.

Pukul 17.00 pimpinan mahasiswa & Dandim sepakat demo bubar. Tapi mahasiswa minta serdadu duluan mundur.

Pukul 17.15 Jakarta diguyur hujan deras. Perlahan lahan mahasiswa Trisakti bergerak mundur dan masuk kampus. Serdadu mengamuk. Memukuli siapa saja didepannya. Kameraman TV Yasushi memar kena pukul. Mahasiswa Trisakti balas melempar.

"Perang" di ambang petang 12 Mei itu tidak imbang. Perahu karet+tajam+gasairmata+pentungan dari serdadu vs mahasiswa dengan batu batu.

Pukul 21.00, jeritan mahasiswa dalam kampus Trisakti makin perih usai diketahui 4 rekan mereka dihunjami peluru tajam serdadu.

Pukul 21.45 Komandan Polisi Militer Kodam Jaya mengecek kebenaran tewasnya mahasiswa Trisakti. Awalnya dihadang, lalu diizinkan. Mahasiswa yang tewas: Elang Mulya Lesmana, Heri Hartanto, Hafidhin Alifidin Royan, Hendriawan Sie.

Mahasiswa Trisakti yang terluka kena tembakan & gebukan: Ketua Senat Hendra, Rico (Ekonomi), Agus & Ari Purnomo (Sipil), Ason (Industri), Yonatan (Lingkungan), Ufur (EKonomi), Poltak (Hukum), Yose (Ekonomi), Alfan (EKonomi), Riga, Boy Harry (Industri), Boy (Desain), Alfis (Ekonomi), Mico (Hukum), Kardiyanti (Ekonomi).

Dari rusuh Trisakti itulah esok harinya dan hari-hari berikutnya menyulut radikalisme. Mahasiswa Jakarta dan kota-kota lain semuanya turun jalan. Kuliah diliburkan.
Dikirim melalui SmartPhoneSoska®

Komentar

Postingan Populer