Kelompok Teroris Zionis Sebelum Berdirinya Israel: Irgun, Siap Mati Demi Zionisme (4)
Nama
lengkap organisasi ini adalah Irgun Tezavi Leumi Baraetz Ysrail yang berarti “Satuan
Militer Nasional di Tanah Israel”. Kelompok teoris ini dibentuk pada tahun
1931 menyusul protes atas kebijakan pertahanan Haganah yang diikuti oleh
kelompok-kelompok bersenjata dari Gerakan Teroris Betar dan Haganah B. Untuk
menunjukkan pada dunia dan khususnya muslim Palestina tentang siapa mereka,
Irgun tampaknya sengaja membuat logo berupa gambar tangan sedang memegang
senjata dan dibawahnya tertulis: Hanya ini caranya!
Vladimir
Jabotinsky, seorang pemimpin ekstrim Zionisme, merupakan aktor intelektual
dibalik organisasi ini. Sedangkan David Raziel adalah perjuang gerakan bawah
tanah Zionisme yang didaulat sebagai pemimpin militer Irgun. Selain itu ada
pula nama Avraham Stern. Ia adalah anggota para militer Yahudi yang terkenal
militan. Stern sendiri merupakan pendiri kelompok esktrem Zionis lainnya yang
bernama Lehi atau kadang disebut Geng Stern. Posisinya di Irgun sebagai
pengendali kebijakan politik kelompok teroris Irgun.
Irgun
terinspirasi akan Zionisme revisionis, nasionalis ekstrimis, dan spirit
militerisme. Ketika para pemimpin organisasi ini merasa bahwa Haganah berubah
menjadi moderat, maka mereka pun membentuk Irgun. Sejak semula, Irgun tidak
hanya berorientasi pertahanan, tapi juga penyerangan. Jadi kelompok ini selain
terkenal militan juga bisa disematkan sebagai kelompok Zionis yang masuk
kategori brutal. Mereka sama sekali tidak mau mundur seujung jarumpun dari
tujuan-tujuan Zionisme. Bahkan Siap mati demi nilai luhur Zionisme.
Dalam
bukunya Negara Fiktif, Madjid Shafa mengungkapkan tentang bagaimana
teror mereka terhadap bangsa Palestina. Mereka kerap melakukan operasi teror
terhadap warga Arab dan Inggris di Palestina. Mereka juga menentang kebijakan
politik Inggris dan mendatangkan warga Yahudi secara besar-besaran ke
Palestina.
Di
masa Perang Dunia Kedua, Irgun tercatat sangat aktif dalam mendatangkan orang
Yahudi Eropa Timur secara ilegal. Dalam perjanjian dengan pemerintah Sayap
Kanan Hungaria Polandia, dan Rumania pada masa itu, Jabotinsky berhasil memberi
pelatihan militer kepada kurang lebih 4000 orang pasukan Irgun dan kelompk
Betar. Pemerintah Polandia juga berjanji untuk memberi fasilitas senjata dalam
jumlah besar terhdap Irgun.
Pada
tahun 1940, Irgun bekerjasama dengan Inggris di bidang spionase. Oleh karena
itu, kelompok Stern memisahkan diri dari Irgun. Pada 1943, Menachem Begin lalu
mengambil-alih kepemimpinan Irgun dan memperluas operasi terornya terhadap
warga Arab. Diantara yang paling menonjol adalah peledakan Hotel King David di
Jerusalem pada tanggal 22 Juli 1946 yang memakan korban 91 orang tewas dan 46
lainnya terluka.
Hotel
ini adalah skantor pusat otoritas Wajib Inggris Palestina, terutama Sekretariat
Pemerintah Palestina dan Markas Besar Angkatan Inggris di Palestina dan
Transyordan
Hubungan organisasi ini dengan Haganah dan Agen Yahudi lainnya selalu
terombang-ambing. Kadangkala hubungan mereka merenggang dan di saat lain mereka
kembali bersatu.
Sejak
permulaan tahun 1944, hubungan Irgun dengan para pejabat Inggris menjadi
dingin, menyusul rencana pihak Zionis untuk menekan Inggris dan mengakhiri
pemerintahan sementaranya di Palestina serta memberikan kesempatan pada
orang-orang Zionis untuk membentuk pemerintah independen.
Pada
September 1948, setelah berdirinya Israel, sama seperti Haganah, Palmach dan
yang lainnya. Maka kelompok teroris ini juga diangkat menjadi tentara resmi
Zionis Israel.
Pada
masa itu, Ben Gurion menjabat sebagai perdana menteri dan menteri pertahanan.
Satuan-satuan Haganah sempat mengepung markas-markas Irgun di kawasan Nataniya
dan Tel Aviv. Mereka melucuti senjata para anggota Irgun dan memerintahkan
mereka untuk bergabung dengan tentara Israel.
Setelah
itu, Begin membentuk Partai Hiroth dan tetap menjalankan ideologi rasissme dan
terorisme Irgun. Bahkan perdana menteri Zionis, pada tahun November 1968
memberi penghargaan kepada para pemimpin Irgun atas jasa-jasa mereka dalam
membentuk Negara Zionis Israel.
Referensi
utama untuk mengenal Irgun adalah sebuah buku karangan pemimpinnya sendiri,
Menachem Begin yang berjudul The Revolt, Story of Irgun. Jabotinsky yang
merupakan aktor intelektual organisasi ini juga menulis sebuah buku yang
berjudul Kelompok-kelompok Yahudi.
Dalam
buku ini, ia menggambarkan orang-orang Yahudi sebagai warga Eropa yang sama
sekali tidak memiliki hubungan dengan warga Arab. Demi memperluas teritorial
Eropa, mereka bertugas menduduki Palestina hingga Sungai Eufrat lewat cara-cara
keji.
Terkait
operasi Irgun terhadap warga Arab, Begin mengatakan, “Pada tahap-tahap awal
revolusi, kami berhasil mewujudkan salah-satu tujuan penting kami, yaitu
melumpuhkan warga Arab. Pada tahun 1920, 1921, 1929, 1933, 1936, dan 1939,
ketika Arab menyerang orang-orang Yahudi, Inggris menjustifikasi keberadaan
dirinya untuk membela orang-orang Yahudi.”
Hal
ini dinyatakan pada saat strategi terror Zionis menuntut penyerangan terhadap
warga Arab. Begin juga menyatakan, “Dalam salah satu pertemuan para petinggi
Irgun di penghujung Januari 1948, yang dihadiri oleh divisi perencanaan dan
operasi, ada empat target strategis yang ditentukan yaitu Jerusalem, Yafa,
Padang Lud Ramlah, dan kawasan Segitiga. Sebagian besar target-target ini
diluar resolusi pembagian Palestina yang diserahkan kepada orang-orang Yahudi.”
Dia
melanjutkan bahwa, “Ketika kami mengesahkan strategi penyerangan, kami tidak
memiliki cukup senjata. Mengingat bahwa penyerangan-penyerangan pertama ke Yafa
menunjukkan bahwa pendudukan kota ini sangat sulit, kami terpaksa menghimpun
senjata”
Sehingga
kemudian, para teroris Irgun memulai pemasangan ranjau dan aksi terror mereka
terhadap warga muslim Palestina dengan tujuan memperoleh senjata. Betapa
sadisnya mereka.
Komentar
Posting Komentar