Ljajic, Kisah Seorang Minoritas



Pertandingan persahabatan antara Spanyol vs Serbia, yang dimenangkan Spanyol dengan skor 2-0 ternyata menyimpan cerita yang cukup menarik untuk saya tulis. Pertandingan tersebut merupakan pertandingan persahabatan antara kedua tim, bagi spanyol ini adalah pemanasan menjelang bergulirnya Piala Eropa 2012 Juni nanti. Sementara bagi Serbia ini merupakan tur eropa mereka. 

Pertandingan ini cukup menarik buat saya, karena di tim Serbia ada Mihajlovic dan Adem Ljajic, Mihajlovic adalah Pelatih Serbia dan merupakan mantan Pelatih Fiorentina, sementara Ljajic adalah Pemain andalan Fiorentina. Dan kesimpulannya Karena Fiorentinalah maka pertandingan ini menarik buat saya. 

Walaupun harus berakhir dengan kekalahan Serbia, tapi itu cukup mengobati rasa rindu akan Fiorentina, karena Liga Italia sudah selesai, tinggal menunggu musim selanjutnya. Jadi yang ditonton adalah para pemain Fiorentina yang berbaju Tim Nasional. 

Jika hanya Fiorentina yang menjadikan pertandingan tersebut menarik, rasanya kurang berbobot untuk memasukkannya sebagai sebuah tulisan. Ada hal yang lebih menarik lagi dari sekedar “Fiorentina” dari pertandingan tersebut. Kedua orang yang saya sebutkan diatas juga berperan penting dalam hal yang saya anggap sangat menarik ini. 

Setelah pertandingan, ternyata yang beredar pemberitaannya adalah pencoretan Adem Ljajic dari Tim Nasional Serbia. Ljajic merupakan salah satu andalan Tim Nasional Serbia, tapi dia dicoret dari tur Serbia di Eropa dan harus pulang. Pencoretannya tersebut karena menurut Mihajlovic, Ljajic tidak menyanyikan lagu Kebangsaan Serbia. 

Dan hanya karena hal tersebut dia dianggap tidak pantas membela Serbia. Mungkin ukuran nasionalisnya dilihat dari mampu menyanyikan lagu kebanggsaan. Kenapa Ljajic tidak menyanyikan lagu Serbia ? . jawabannya bukan karena Ljajic tidak hafal dengan lagu tersebut, tapi karena bertentangan dengan keyakinan dan Prinsipnya. Ini menurut pernyataannya :

 “I’m sorry… I love Serbia, but I have to respect my beliefs. I’ve always wanted to play for this country… The coach asked me to sing the national anthem, but if you do not respect yourself, no one can respect you.”
 
Serbia merupakan salah satu Negara yang terbentuk dari pecahan Yugoslavia. Selain Serbia juga ada Bosnia Herzegovina, ada juga Montenegro dan beberapa Negara lainnya. Yang saya patut apresiasi dari seorang Ljajic adalah Prinsip yang ia pegang teguh. Lajic adalah seorang Muslim, yang di Serbia hanya berkisar 3 % dari jumalah keseluruhan penduduk Negara tersebut. 

Kita tentunya juga tahu bahwa konflik didaerah tersebut pada waktu dulu adalah mengenai etnis, Perang Bosnia, antara Muslim Bosnia dan Serbia, tapi di Serbia ada juga beberapa Komunitas Muslim. Dan Ljajic sepengetahuan saya adalah seorang Muslim dari Sadznack. Muslim di Serbia merupakan minoritas, oleh sebab itu mereka terkadang masih mendapatkan perlakuan yang diskriminatif dari pemerintah Serbia sendiri. Hal tersebutlah yang saya rasa juga mendorong seorang Ljajic melakukan tindakan tersebut, bukan hanya karena Lagu Kebangsaan Serbia yang dia anggap bertentangan dengan keyakinannya, tapi juga mengabarkan kepada dunia bahwa Muslim di Serbia masih merasakan kondisi yang diskriminatif. 

Kita sebenarnya patut bersyukur hidup di Negara dengan mayoritas muslim, coba bayangkan kita hidup di negara yang kita merupakan minoritas. Jadi apa yang hendak Ljajic ingin sampaikan tersebut bisa kita ambil hikmahny, biar rasa toleransi kita juga sebagai umat yang mayoritas tentunya bisa menghargai keyakinan dari minoritas. 


Saya tidak mau mencampuri urusan Serbia tentunya, saya hanya melihatnya kembali ke Indonesia bahwa negeri ini juga negeri yang Multikultur bukan hanya milik satu etnis ataupun milik satu agama tertentu. Oleh karena itu dengan tindakan Ljajic tersebut juga semoga bisa memberikan hikmah bagi kita semua. 

Dan sekedar tambahan, ini adalah mengenai lagu kebangsaan Serbia dan liriknya :
Bože pravde ( God of Justice) merupakan lagu kebangsaan resmi Serbia . Lagu ini diciptakan pada tahun 1872 dengan musik oleh Davorin Jenko dan lirik oleh Jovan Đorđević.

Selama menjadi lagu kebangsaan Kerajaan Serbia, lirik aslinya memuja raja Serbia.  Republika Srpska menggunakan lirik yang lama, sementara Serbia menggunakan lirik yang telah diubah, menyatakan bahwa lagu ini bukan bersifat monarki - empat sajak, ditandai dengan 1 dan 2 yang berbeda. Pada sajak ke-3, "raja Serbia" diubah menjadi "tanah Serbia" dan pada sajak pertama, "Tuhan menyelamatkan raja Serbia" diubah menjadi "Tuhan menyelamatkan, Tuhan melindungi".

Pengadilan Konstitusional Bosnia dan Herzegovina telah memilih untuk tidak menggunakan lagu kebangsaan Republik Srpska dan mengkategorikannya sebagai tidak konstitusional.

Lirik :
God of Justice; Thou who saved us
When in deepest bondage cast,
Hear our voices, we entreat Thee,
Be our leader as in the past.
With Thy mighty hand guide, defend
Of the Serbian future pace,
God of justice, save and nourish
Serbian lands and Serbian race!1
Bind in closest links our kindred
Teach the love that will not fail,
May the loathed fiend of discord
Never in our ranks prevail.
Let the golden fruits of union
Flourish with the freedom grace;
God of justice, guide and prosper
Serbian lands and Serbian race!1
Lord! Avert from us Thy vengeance,
Thunder of Thy dreaded ire;
Bless each Serbian town and hamlet,
Mountain, meadow, heart and spire.
When our host goes forth to battle
Death or victory to embrace-
God of armies! be our leader
Strengthen then the Serbian race!1
On our sepulchre of ages
Breaks the resurrection morn,
From the slough of direst slavery
Serbia anew is born.
T' Serbian home-land Thou shalt nourish,
Five cent'ries a battle place,
God of Justice! Guide and prosper,2
Thus entreats the Serbian race!



Komentar

Postingan Populer