Batistuta "Il nostro dio" _ Firenze

Bagi warga kota Firenze (Florence), Gabriel Omar Batistuta bukanlah manusia. Ia adalah dewa. "

, Dia dewa kami," ujar seorang seorang pecandu fanatik La Viola (Si Ungu), julukan klub Fiorentina. Kecintaan warga Firenze pada Batistuta, tak kalah dengan kecintaan warga kota Napoli pada bintang Argentina lainnya, Diego Armando Maradona.

Gabriel Omar Batistuta, legenda hidup publik artemio franchi. Bukti rasa cinta masyarakat firenze kepadanya adalah dengan didirikannya patung Batigol di area stadion artemio franchi. Patung Batistuta itu didirikan tak lama setelah Batistuta mempersembahkan Piala Italia bagi warga Firenze pada musim 1995-1996, dengan menggasak Atlanta 3 - 0, dalam dua partai final. Bati, demikian panggilannya, mencetak dua gol.

Mengabdi selama 9 tahun untuk I soldatino viola, batigol menjadi simbol klub tersebut, sampai akhirnya ketika usianya melewati angka 30, Batistuta membuat keputusan mengejutkan dengan pindah ke klub AS Roma dengan uang transfer lebih dari 30 juta dolar AS, dengan alasan ingin mengecap gelar liga Italia serie-a.. Namun harga transfer itu tak berarti apa-apa ketika Roma meraih gelar juara Seri A di musim kompetisi 2000-2001, gelar yang ditunggu pendukung Roma selama 18 tahun.


Kepindahan itu memukul secara psikis Fiorentina dan pendukungnya. Namun tak bisa dipungkiri mereka tetap menghormati sosok Batistuta. Batitusta sendiri masih mencintai mantan klubnya. Bomber asal Argentina ini mengungkapkan dirinya sangat terbuka jika diangkat menjadi pelatih klub kota Florence ini.

"Saya ingin sekali kembali ke mantan klub saya sebagai pelatih. Fiorentina selalu berada di hati saya dan kita lihat saja nanti," kata Batistuta.

Bukti cinta batigol harus dikalahkan oleh sikap professional adalah, saat kembali ke artemio franchi sebagai musuh. Kala itu pertandingan dimenangkan oleh roma lewat gol sematang wayang sang pemain idola publik firenze, Gabriel batigol batistuta. Tak ada selebrasi perayaan usai ia mencetak gol tersebut, yang ada hanya permintaan maaf dan air mata.

Suami dari Irene dan putera dua anak ini lahir pada 1 Februari 1969, tergolong salah satu pemain asing paling sukses di Negeri Pizza. Padahal karir sepakbolanya sebenarnya terlambat. Bati sudah berusia 18 tahun, ketika klub Newell's Old Boys di Rosario, terpikat padanya.

Permainannya yang cepat berkembang, membuat Bati diboyong klub besar River Plate. Agen pemain Settimo Aloisio lalu mengekspor Bati dari klub ketiganya, Boca Juniors, ke Fiorentina pada 1991. Kehebatannya di lapangan membuat Batistuta terus menjadi rebutan klub lain. Real Madrid, Barcelona, Inter Milan dan Manchester United pernah mengincarnya. Tapi tak ada yang berhasil.

"Secara komersil, tawaran mereka menggiurkan," kata Vittorio Gecchi Gorri, bos Fiorentina. "Tapi Batistuta adalah lambang kota Florence." Maka tetaplah Batistuta menjadi tawanan Florentina. Bati sendiri kerasan di Firenze. "Apa yang saya lakukan disini tidaklah seberat jika saya di Inter Milan atau Barcelona."

Datangnya Batistuta ke Firenze tak lepas dari andil Vittorio Cecchi Gori, wakil presiden Viola pada saat itu ia melihat Batistuta muda sebagai salah satu pemain muda yang mempunyai talenta tinggi. Jadi, ia membawa Bati hijrah ke "Firenze" . Pada awalnya, seperti di River Plate dan Boca, Bati mengalami hal-hal yang tidak mudah: sebuah negara yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, bahasa yang berbeda, perbedaan dengan teman satu timnya. Kekuatan-Nya karakter, keterbukaan dan ketulusan membantunya dalam memperlancar hambatan apapun yang di jalan-Nya. Bati mulai mencetak banyak gol dan tujuannya adalah membuat perbedaan untuk timnya. Sementara orang-orang "Firenze" yang sedikit demi sedikit membuka hati mereka kepada orang muda dengan rambut pirang panjang, kaki magis dan karakter menyenangkan.

26 Februari, 1992 Gabriel mencetak gol ke gawang Juventus, mitos Batigol lahir. Kemudian Batistuta tidak pernah absen mencetak gol: dua gol melawan Genoa, hat trick melawan Foggia, dua gol di "Olimpico". 'Mitos' itu memperoleh kekuatan. Prestasi Pribadi Bati tidak cukup membuat Fiorentina bertahan di serie A La Viola akhirnya degradasi ke Seri B. Pada saat ini Claudio Ranieri tiba untuk pelatih Fiorentina.

Batistuta mengambil komando tim. Dia memutuskan untuk tinggal di Firenze "meskipun" mereka diasingkan. kebanggaan-Nya, cintanya bagi kota ini menjadi inspirasi Batigol untuk membawa Fiorentina kembali ke Serie A. Sekali lagi keberaniannya, keinginannya untuk menang jauh lebih besar daripada penghinaan yang ia rasakan. Batistuta menepati janjinya kepada kota Florence, Fiorentina kembali ke Serie A. Berkat kerja keras nya Fiorentina mampu mendominasi Serie B.

Kembali di seri A, Bati membentuk rekor baru gol, mencetak gol di sebelas minggu berturut-turut, memecahkan rekor selama tiga puluh tahun yang dibuat pemain Bologna "Pascutti". Sebuah catatan yang tampaknya tak terjangkau, dikalahkan oleh kemampuan dan kekuatan seorang Batistuta.



Dari Berbagai Sumber .,

Komentar

  1. Selebrasi gol dengan meletakkan jari telunjuk di bibir dengan konotasi menyuruh diam para suporter lawan. Selebrasi ini dipopulerkan oleh Gabriel Batistuta yang dimaksudkan agar para pengamat sepakbola berhenti memuja Ronaldo Luis de Lima yang waktu itu masih belia, tapi sudah menarik perhatian dunia karena kemampuan individunya yang menakjubkan.

    Selebrasi meletakkan telapak tangannya di belakang telinga dengan konotasi mengejek, “mana suaramu?”. Waktu itu, Batistuta juga merujuk kepada para pemuja Ronaldo. Batistuta seolah mengejek, “mana pujianmu untuk Ronaldo?”. Selebrasi Batistuta dilatarbelakangi oleh perseteruan abadi antara Brasil dan Argentina dalam sepakbola. Batistuta jugalah yang mempopulerkan selebrasi menembakkan senapan mesin ke arah penonton.

    BalasHapus
  2. selebrasi dengan jari telunjuk juga pernah dia arahkan kepada suporter barcelona di camp nou ketika barca bertemu fiorentina di liga champions, dan bati mencetak gol pada saat itu dan dengan selebrasinya pada saat itu ia menyuruh suporter barca tuk diam :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer