STOP RASIS !!!



Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.

Beberapa penulis menggunakan istilah rasisme untuk merujuk pada preferensi terhadap kelompok etnis tertentu sendiri (etnosentrisme), ketakutan terhadap orang asing (xenofobia), penolakan terhadap hubungan antarras (miscegenation), dan generalisasi terhadap suatu kelompok orang tertentu (stereotipe).

Rasisme telah menjadi faktor pendorong diskriminasi sosial, segregasi dan kekerasan rasial, termasuk genosida. Politisi sering menggunakan isu rasial untuk memenangkan suara. Istilah rasis telah digunakan dengan konotasi buruk paling tidak sejak 1940-an, dan identifikasi suatu kelompok atau orang sebagai rasis sering bersifat kontroversial.

jadi RASISME itu adalah DISKRIMINASI RAS

Mungkin akan terdengar lucu saat itu ketika kata-kata RASIS diungkapkan sambil tertawa dan ditujukan untuk memuji atau memberi hormat, karena keakraban sering menembus batas etika dan kesopanan kadang kala. Namun apa jadinya ketika, kalimat diatas diucapkan dengan penuh amarah ? tentu akan berbeda. Namun hal-hal yang kecil tentunya dapat juga berakibat besar dan luas. Rasisme dalam sejarahnya selalu menjadi hantu ideologi sosial yang menyebalkan dan menjijikkan, sampai sekarangpun, rasisme rasanya masih berupa ketegangan upaya dalam mengucap eksistensialitas diri dan kelompok lebih baik daripada yang lain. Dengan kata lain ini menyangkut persoalan identitas, biologis dan optimasi fisik yang dipandang lewat kacamata perspektif diri sendiri. Dan parahnya itu menjadi faham, diteriakkan tanpa mempunyai rasa malu dengan membayangkan ideologi yang ada dibelakang mereka sebagai satu kekuatan superpower yang mampu meluluhlantakkan apapun yang menghalangi jalannya.

Manusia diciptakan dalam perbedaan yang seharusnya bisa saling melengkapi. Bahkan hidup manusia secara fisik sudah dilengkapi oleh rasa dan moralitas. Apalagi cita rasa. Cita Rasa kemudian menjadi suatu logika pembeda yang terpenting antara binatang dan manusia.
RASISME terhadap etnis itu bekerja dengan mekanisme psikologis. Ketika terjadi perubahan, jika keseluruhan perubahan itu tidak dapat tercapai, orang mencari sesuatu yang bisa memuaskan mereka, dan ini bisa dicapai. Momentum itulah yang memunculkan rasisme.
dari sudut pandang filosofis, RASISME itu muncul karena adanya suatu pandangan tentang masyarakat yang utuh, yang hendak dicapai. RASISME bekerja pada level fantasi, maka dia juga selalu bekerja pada level subyektif. Bagaimana seorang subyek itu melihat the other. Fantasi ini dalam psikologi selalu muncul dalam pertanyaan, jika ita melihat pihak yang lain, apa yang dia mau dari saya? Demikian juga pihak lain terhadap kita.
Itulah mekanisme fantasi. Yang lain, the other itu memiliki hasrat yang berbeda dari hasrat saya. Karena fantasi rasis ini berakar pada subyektivitas individual, maka dia bisa menjadi potensi laten.

Cara mendefinisikan suatu kelompok itu kan tidak benar jika didasarkan pada basis ras, agama. Namun harus didasarkan pada kesertaannya dalam kehidupan publik. Ini dasar kualitas kemanusiaan. Salah satu cara menghilangkan stereotipe terhadap kelompok lain ini adalah dengan bersama-sama terlibat dalam kehidupan publik. Bersama membangun apa yang disebut sebagai common goods.Prasangka buruk atas suatu identitas kebangsaan (rasis) memang belum sepenuhnya lenyap. Prasangka itu masih ada terutama saat ini. Rasanya hanya keteguhan hati dan solidaritas sesama yang akan menghilangkan perilaku prasangka buruk ini,dengan integrasi dan kesadaran akan perdamaian rasanya bukan mustahil, perilaku biadab ini bisa perlahan dihilangkan. Manusia sebenarnya tidak ada yang berbeda, perilaku genetik mereka semua identik dalam DNA. Rasanya kita masih ada harapan untuk melakukannya.

Komentar

Postingan Populer