Firenze, Kota Kelahiran Calcio (Bagian 2)

Ketika Italia masih terbelah dalam kompetisi tingkat regional, Propinsi Tuscany, di mana Fiorentina berada, hanya memiliki tiga klub: Pisa, Livorno, dan Lucca. Kota Firenze sendiri sebetulnya memiliki dua klub. Palestra Ginnastica yang berdiri pada 1887, dan Club Sportivo Firenze. Ditambah satu klub khusus untuk para ekspatriat Inggris, Firenze Football Club.

Tapi semua tim ini tak bisa bicara banyak di pentas nasional sampai akhirnya datang Luigi Ridolfi, seorang aristokrat dari kerajaan lama Tuscany. Ridolfi jatuh cinta pada sepakbola sejak menimba ilmu di Inggris.

Pada usia 31 tahun saat itu, Ridolfi pun bersumpah memajukan sepakbola Firenze. Caranya, menyatukan Libertas dan Club Sportivo jadi satu klub kuat yang mampu bersaing di pentas nasional. Saat itu ide liga nasional memang mulai bergulir.

Pada 19 Agustus 1926, lahirlah Fiorentina. Dan, dengan modal fanatisme para penggemarnya tadi, lima tahun kemudian mereka sudah bisa berkiprah di arena Serie A.

Ironisnya untuk urusan prestasi, tim ungu ini tak terlalu mengkilap. Barangkali karena Firenze bukan sebuah kota industri besar sehingga tidak ada 'stimulan' yang memacu pertumbuhannya.

Kendati demikian,Fiorentina memiliki tradisi tersendiri yang kadang melawan arus. Sistem pertahanan catenaccio ala Italia nyaris tak dikenal publik Firenze. Karena tradisi Fiorentina memang sepakbola menyerang yang atraktif.


Sekali saja berada di antara 47.282 penonton Stadion Artemio Franchi, orang akan segera paham mengapa tradisi sepakbla menyerang itu tumbuh di sana. Sepanjang pertandingan, pendukung Fiorentina tak akan berhenti menyanyi, meneriakkan yel-yel dukungan,sambil membentuk koreografi yang menarik. Dalam suasana seperti itu, permainan bertahan jelas tak laku. Tradisi yang 'seharusnya' dipertahankan hingga sekarang.



- Riki Noviana - #FIORENTINAULTRAS

Komentar

Postingan Populer