Artemio Franchi, Tokoh Bernasib Tragis



Menyebut nama Artemio Franchi, otomatis pikiran orang langsung menuju pada nama stadion yang melegendan Firenze, Stadio Comunale Artemio Franchi, yang menjadi markas klub AC Fiorentina. Berkat jasanya yang amat besar di sepakbola, pengabdian itu pantas diterimanya. 

Di Provinsi Tuscano, jika menanyakan nama ini, akan datang penghormatan untuk anda. Siapakah dia sebenarnya ? Dottore Artemio Franchi memang putra asli wilayah di Italia Tengah itu yang dilahirkan 8 Januari 1922. Ia bukan mantan pesepakbola sukses atau seorang pelatih, tapi dikenal luas sebagai tokoh dan organisator ulung.

Memulai karier sebagai sekretaris klub Fiorentina pada 1951, selang 17 tahun tahu-tahu Franchi sudah menjadi Wakil Presiden UEFA. Lima tahun kemudian, ia menjadi Presidennya! Puncak karier selama satu dekade (1973-1983) itu di daki melalui kompetensinya dalam pelbagai jabatan.

Pada 1967-1976, Franchi menjabat Presiden FIGC. Di masa ini, Gli Azzuri meraih prestasi terbesar sebagai juara Eropa 1968, yang berlangsung di Negara sendiri, dan finalis piala dunia 1970 di Meksiko. Di masa kepemimpinannya pula, pola superdefensif, catenacio, tumbuh subur.

Pada 1978-1980, pria dengan segudang ide ini terpilih lagi sebagai bos FIGC menggantikan Franco Carraro, yang terkena PHK. Ada isu pemecatan itu memang diskenariokan demi memuluskan jalan Italia sebagai tuan rumah Piala Eropa 1980 dan ambisi meraih title keduanya. Sayangnya, kali ini Azzurri gagal lantaran kalah tragis 8-9 dari cekoslovakia di semifinal melalui drama adu pinalti di Stadion San Paolo, Napoli. Tiga tahun kemudian, bangsa Italia kembali berkabung. Di akhir jabatannya sebagai bos UEFA, Franchi bernasib tragis, ia meninggal dunia akibat kecelakan mobil pada 12 Agustus 1983.

Dua tahun setelah kematiannya, Michel Platini, yang saat itu menjadi kapten les blues, membuat jumpa pers untuk mengusulkan nama artemio Franchi sebagai ajang yang mempertemukan Juara Eropa dan Amerika Selatan.

Komentar

Postingan Populer